Indonesia Emas 2045: Penyongsong Literasi Digital


Pendahuluan

Indonesia, dengan segala potensi dan keanekaragaman sumber daya alam, budaya, dan manusianya, terus berjuang untuk mencapai visi besar, yakni menjadi negara maju dan berdaulat secara ekonomi, politik, dan sosial pada tahun 2045. Pada 15 Juni 2023, Presiden Joko Widodo resmi menggulirkan program "Indonesia Emas 2045" melalui RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Negara) 2025-2045, yang bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara berdaulat dan maju dalam berbagai aspek pada tahun 2045. Salah satu pilar utama dari visi ini adalah memastikan bahwa literasi digital mencapai tingkat yang memadai di seluruh lapisan masyarakat. Dengan adanya bonus demografi dan keanekaragaman budaya yang dimiliki, Indonesia berpotensi menjadi kekuatan digital dunia apabila program literasi digital dapat dijalankan secara optimal.

Berdasarkan hasil survei Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Katadata Insight Center (KIC) diketahui bahwa indeks literasi digital Indonesia pada tahun 2021 mencapai 3,49 (dari skala 0 – 5). Angka ini menempatkan Indonesia dalam kategori sedang, artinya bahwa masyarakat Indonesia memiliki kemampuan digital yang cukup baik, tetapi masih perlu ditingkatkan.

Literasi digital merupakan landasan utama untuk mewujudkan Indonesia emas tahun 2045. Implementasi literasi digital mengacu pada kemampuan individu untuk menggunakan teknologi digital dengan 4 pilar utama, yaitu cakap bermedia digital, budaya bermedia digital, etis bermedia digital, dan aman bermedia digital.

Arti Penting Literasi Digital

Pada era globalisasi dan revolusi industri 4.0, literasi digital tidak lagi sekadar menjadi kemampuan tambahan, melainkan menjadi prasyarat utama bagi pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Dalam menghadapi persaingan global, kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan teknologi digital menjadi kunci kesuksesan ekonomi, efisiensi birokrasi, inovasi, dan kemampuan beradaptasi dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada. Literasi digital bukan hanya sekadar tentang mengoperasikan perangkat lunak (software) atau perangkat keras (hardware), tetapi juga melibatkan pemahaman mendalam tentang etika digital, keamanan siber, dan penggunaan teknologi untuk memajukan berbagai aspek kehidupan.

Pendidikan Literasi Digital

Indeks literasi digital adalah ukuran yang menunjukkan seberapa baik masyarakat dapat menggunakan teknologi digital untuk berbagai tujuan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Pada tahun 2021, Indeks Pembangunan Telekomunikasi Informasi dan Komputer Indonesia (IP-TIK) mencapai 5,76. Hal ini menunjukan bahwa investasi yang kuat dalam pendidikan literasi digital menjadi sangat penting guna memenuhi visi Indonesia emas 2045. Sistem pendidikan Indonesia perlu ditingkatkan untuk memastikan bahwa setiap generasi muda dapat memahami cara menggunakan teknologi digital secara produktif, kreatif, dan aman. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk memastikan akses ke infrastruktur teknologi, seperti jaringan internet yang cepat dan terjangkau, tersedia di seluruh negeri. Selain itu, program pelatihan dan sertifikasi literasi digital perlu diperluas untuk melibatkan semua lapisan masyarakat, termasuk yang kurang mampu.

Literasi Digital untuk Pertumbuhan Ekonomi

Literasi digital juga memiliki dampak langsung bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Indonesia telah menjadi salah satu pasar teknologi digital terbesar di Asia Tenggara. Kemampuan masyarakat dalam menggunakan platform digital untuk berdagang, beriklan, dan mengembangkan bisnis online sangat krusial. Peningkatan literasi digital akan membantu pelaku usaha lokal untuk bersaing di pasar global, mengurangi kesenjangan digital, dan menciptakan lapangan kerja baru dalam sektor-sektor terkait dengan teknologi.

Keamanan Siber dan Etika Digital

Selain kemampuan teknis, literasi digital juga mencakup pemahaman tentang keamanan siber dan etika digital. Keamanan siber dan etika digital adalah dua hal yang saling berkaitan dalam penggunaan teknologi digital. Keamanan siber adalah serangkaian langkah dan tindakan yang dilakukan untuk melindungi sistem komputer, jaringan, dan data dari serangan atau akses ilegal. Sedangkan Etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika (netiquette) digital dalam kehidupan sehari-hari. Pada era di mana ancaman siber menjadi semakin kompleks, maka penting bagi individu dan organisasi untuk dapat melindungi diri mereka dari serangan siber. Literasi digital juga melibatkan pengetahuan tentang hak dan kewajiban dalam dunia digital, seperti perlindungan privasi dan etika berinternet. Masyarakat yang literat dalam hal ini akan menjadi pengguna yang lebih cerdas dan bertanggung jawab dalam dunia maya. 

Inklusi Digital

Penting untuk memastikan bahwa literasi digital dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk yang berada di daerah terpencil dan kurang berkembang. Inklusi digital adalah prinsip dasar dalam membangun masyarakat yang adil dan berkelanjutan. Program-program pelatihan literasi digital perlu diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan khusus dari berbagai kelompok masyarakat, seperti anak-anak, orang dewasa, dan penyandang disabilitas. Aksesibilitas teknologi juga perlu ditingkatkan guna memastikan bahwa semua orang dapat mengakses dan memanfaatkan potensi teknologi digital.

Kerjasama dan Sinergi

Pencapaian literasi digital tidak hanya dapat dicapai oleh pemerintah dan swasta secara sektoral. Kerjasama yang kuat antara sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil sangat diperlukan. Program-program pelatihan, kampanye kesadaran, dan inisiatif literasi digital perlu didukung secara bersama-sama untuk menciptakan sinergi yang efektif dalam mencapai tujuan bersama. Penyediaan akses teknologi dan infrastruktur juga dapat ditingkatkan melalui investasi dari sektor swasta dengan dukungan pemerintah.

Tantangan dan Upaya

Selama proses menuju Indonesia emas 2045, literasi digital telah muncul sebagai tantangan krusial yang perlu diatasi. Meskipun sudah ada kemajuan dalam hal teknologi dan konektivitas di Indonesia, namun masih ditemukan sejumlah tantangan yang signifikan guna mewujudkan visi besar Indonesia ini.Tantangan literasi digital yang utama  di Indonesia yakni kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan, antara daerah maju dan tertinggal, antara kelompok sosial ekonomi atas dan bawah, dan antara kelompok usia muda dan tua. Kesenjangan ini menyebabkan adanya ketimpangan dalam hal akses, kualitas, dan manfaat dari teknologi digital. Selain kesenjangan literasi digital, masalah yang gawat di Indonesia dan bahkan dapat merugikan negara adalah masih rendahnya literasi digital.

Tantangan literasi digital yang utama adalah kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan, antara daerah maju dan tertinggal, antara kelompok sosial ekonomi atas dan bawah, serta antara kelompok usia muda dan tua. Kesenjangan ini menyebabkan adanya ketimpangan dalam hal akses, kualitas, dan manfaat dari teknologi digital. Selain kesenjangan literasi digital, masalah lainnya yang ditemui adalah masih rendahnya literasi digital, seperti berita hoax, judi online, pelanggaran hak cipta dan plagiarisme. Permasalahan ini juga dapat menyebabkan kerugian negara. Contohnya adalah judi online, menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), kerugian negara akibat judi online mencapai USD 7-9 miliar atau sekitar Rp 107-138 triliun per tahun. Uang tersebut seharusnya dapat digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat Indonesia, tetapi malah keluar dari Indonesia dan masuk ke negara-negara lain yang menjadi tempat beroperasinya situs-situs judi online. Selain itu, judi online juga menyebabkan kerugian bagi masyarakat yang terlibat di dalamnya. Menurut Kemkominfo, kerugian masyarakat akibat judi online diperkirakan Rp 2,2 triliun untuk satu situs saja. Jadi, per tahunnya bisa mencapai Rp 27 triliun.

Menghadapi tantangan tersebut di atas, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk memastikan literasi digital menjadi landasan yang kuat bagi kemajuan Indonesia di era digital ini.

Kesimpulan

Literasi digital adalah kunci untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Peningkatan literasi digital akan memungkinkan Indonesia untuk bersaing di pasar global, mengurangi kesenjangan digital, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan masyarakat yang cerdas dan bertanggung jawab dalam dunia maya. Untuk mencapai hal ini, pendidikan literasi digital, akses teknologi, dan kerjasama antara berbagai pihak perlu menjadi prioritas.

Dengan tekad yang kuat dan komitmen bersama, Indonesia dapat menjadi negara emas pada tahun 2045 yang siap menghadapi tantangan dan peluang di era digital ini.



OTN 2023
Facebook: otn_2023 | Instagram: @otn_2023 | Twitter/X: otn_2023 | Website: https://www.otn2023.fun/
#literasidigital #OTN2023



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minat Remaja Indonesia ke Museum Rendah! Ada Penyebab dan Solusinya...

Kelanjutan Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B untuk Konektivitas Jakarta